Segala puji kita
panjatkan kehadirat Allah SWT ang telah memberikan kita ilmu berfikir sehingga
pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan salah satu tugas saya di
kampus, sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada junjungan kita
semua nabi besar umat islam baginda Rasulullah Muhammad SAW. kepada beliau,
keluarga, para sahabat dan tentunya kita sebagai umatnya yang insyaAllah selalu
istiqomah pada ajarannya. Pada blog kali ini yaitu pembahasan tentang
Kewirausahaan lebih tepatnya lagi akan membahas tentang "Sejarah Mula
Asuransi dan Jumlah Pengguna" semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, selamat membaca.
SEJARAH MULA
ASURANSI DAN JUMLAH PENGGUNA
1.
Latar
Belakang Asuransi
Asuransi merupakan sebuah bisnis
yang dapat membantu setiap orang untuk mendapat jaminan dari setiap resiko yang
dihadapi. Namun masyarakat Indonesia masih termasuk dalam kategori un-insured.
Perkembangan yang terus meningkat setiap tahunnya menunjukan bahwa industri
asuransi jiwa di Indonesia memiliki potensinya yang masih sangat besar dan
kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya asuransi jiwa juga terus
meningkat (Sumber: www.frontier.co.id). Potensi pangsa pasar yang masih begitu
besar di Indonesia menjadikan perusahaan-perusahaan asuransi ingin melebarkan
sayap bisnisnya di Indonesia. Saat ini banyak didirikan perusahaan asuransi
dengan tujuan menjamin pertanggungan atas kerugian atau kerusakan yang terjadi
pada pihak yang tertanggung.
Usaha asuransi merupakan mekanisme
untuk memberikan perlindungan kepada pihak yang tertanggung apabila terjadi
resiko dimasa yang akan datang. Apabila resiko atau sesuatu terjadi pada pihak
yang tertanggung, maka ia akan mendapatkan ganti rugi dari pihak tertanggung.
Resiko ini bisa terjadi pada seseorang misalnya sakit, kematian atau
dikeluarkan dari pekerjaannya. Maka dari itu resiko harus ditanggulangi supaya
tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
2.
Sejarah
Asuransi
Asuransi
mempunyai sejarah yang panjang sebelum menjadi sebuah industri yang berkembang
pesat saat ini. Semuanya berawal dari tahun 1750
sebelum masehi seperti yang dikisahkan dalam ulasan sejarah
asuransi dibawah
ini.
·
Hukum
Raja Hammurabi
Konsep
utama asuransi - yaitu pengalihan dan penyebaran resiko - telah lama beroperasi
sejalan dengan eksistensi manusia. Entah itu pada saat jaman berburu, dimana
mereka berburu hewan secara berkelompok untuk menyebarkan resiko terhadap
kematian, atau pada masa pengiriman kargo dengan menggunakan karavan yang
berbeda-beda untuk menghindari resiko kehilangan seluruh muatan akibat
perampokan. Dari jaman dulu orang selalu waspada terhadap resiko.
Polis asuransi tertulis pertama kali muncul di zaman
kuno pada monumen obelisk Babilonia dengan hukum Raja Hammurabi terukir
didalamnya. The "Hammurabi Code" adalah salah satu bentuk hukum
tertulis pertama di dunia. Hukum kuno ini memang mempunyai konsekuensi ekstrim
dalam banyak hal, tetapi menawarkan prinsip dasar asuransi yaitu dimana debitur
tidak perlu membayar kembali pinjamannya jika mereka mengalami bencana yang
mustahilkan mereka untuk melakukan pembayaran (kecacatan, kematian, banjir,
dll).
·
Perlindungan
Serikat Buruh
Dalam
zaman pertengahan, sebagian pengerajin dilatih melalui sistem serikat buruh.
Anak-anak menghabiskan masa kecil mereka untuk magang bekerja kepada pengerajin
yang sudah mahir dengan bayaran yang tidak setimpal, bahkan terkadang tidak
dibayar sama sekali. Setelah mereka beranjak dewasa dan menjadi ahli dalam
pekerjaan mereka, mereka membayar iuran ke serikat buruh dan mulai melatih anak
magang mereka sendiri. Seorang pengerajin yang kaya memiliki banyak pundi-pundi
atau cadangan kekayaan yang berfungsi sebagai dana asuransi. Jika bengkel
mereka terbakar, adalah suatu hal yang umum menimpa gubuk-gubuk kayu di Eropa
pada abad pertengahan, pengerajin kaya itu akan membangun bengkelnya kembali
menggunakan uang dari pundi-pundi simpanannya. Jika dirampok, mereka akan
menutupi kewajibannya sampai uang mulai mengalir lagi. Jika pengerajin tersebut
tiba-tiba tidak bisa bekerja atau dibunuh, maka serikatnya akan mendukung dia
atau janda dan keluarga. Sistem jaring pengamanan ini mendorong semakin banyak
orang meninggalkan dunia pertanian dan terjun ke dunia perdagangan. Akibatnya,
jumlah barang yang tersedia untuk perdagangan meningkat, begitu pula jumlah
varian barang dan jasa yang tersedia. Gaya asuransi yang digunakan oleh serikat
buruh ini masih ada sampai saat ini dalam bentuk "perlindungan
kelompok".
·
Perairan
Yang Berbahaya
Praktek
underwriting muncul di kota London seumur dengan beroperasinya rumah kopi yang
menjalankan fungsi seperti bursa resmi untuk Kerajaan Inggris. Pada akhir tahun
1600, kegiatan ekspor impor baru dimulai antara kerajaan Inggris dan
daerah-daerah koloni yang mulai mapan. Sebuah rumah kopi milik Edward Lloyd,
yang kemudian menjadi Lloyd of London, adalah tempat pertemuan utama bagi
pedagang pada kala itu dimana para pemilik kapal juga berkumpul untuk mencari
asuransi.
Sebuah sistem dasar untuk pendanaan pelayaran ke dunia
baru diciptakan. Pada tahap pertama, pedagang dan perusahaan akan mencari
pendanaan dari para pemodal ventura. Lalu para kapitalis ventura ini bertugas
membantu dan menemukan orang-orang yang ingin membuat koloni, yang biasanya
adalah orang-orang dari daerah miskin di kota London. Mereka ini nantinya yang
akan membayar sebagian biaya pelayaran. Sebagai keuntungannya, pemodal ventura
akan mendapatkan profit dari barang-barang bawaan hasil daerah koloni. Walaupun
yang diharapkan dari daerah koloni yaitu emas atau batu permata tidak selalu
didapatkan, para pemodal ventura masih mau mendanai pelayaran dengan imbal
hasil panenan dari dunia baru yaitu tembakau.
Setelah
perjalanan tersebut dijamin oleh pemodal ventura, para pedagang dan pemilik
kapal akan pergi ke Lloyd dan menyerahkan salinan kargo kapal untuk dibacakan
kepada para investor dan penjamin yang berkumpul di sana. Orang-orang tertarik
mengambil resiko untuk mendapatkan keuntungan yang disepakati akan
menandatangani dibawah salinan tersebut dengan harga yang lebih rendah dari
angka yang menunjukkan nilai muatan dari kargo dimana mereka mengambil alih
resiko dan tanggung jawab pelayaran tersebut (hal ini kemudian disebut
'underwriting' arti harfiah dari 'menulis dibagian bawah'). Dengan cara ini,
sebuah perjalanan tunggal akan memiliki beberapa penjamin emisi, dimana mereka
pun menyebarkan resiko mereka dengan mengambil saham atau peranan di beberapa
pelayaran yang berbeda.
Pada
1654, Blaise Pascal, seorang warga prancis menemukan kalkulator pertama
didunia, dan rekan senegaranya, Pierre de Fermat, menemukan cara untuk menilai
suatu probabilitas dan dengan demikian, tingkat resiko dapat dipamami. Segitiga
Pascal menuntun penemuan tabel aktuari pertama yang, dan sekarang masih,
digunakan untuk menghitung tarif asuransi. Hal ini membantu praktek
underwriting dan membuat asuransi menjdi lebih terjangkau.
·
Kebakaran
Dan Wabah
Pada
1666, kebakaran besar di kota London menghancurkan sekitar 14.000 bangunan.
Saat itu London masih belum pulih dari wabah yang menghancurkan setahun
sebelumnya. Banyak korban yang selamat kehilangan rumah. Sebagai respon
terhadap kekacauan dan kemarahan yang diikuti dengan pembakaran di kota London,
kelompok penjamin emisi yang sebelumnya secara eksklusif menangani asuransi
pelayaran membentuk perusahaan asuransi yang menawarkan asuransi kebakaran.
Berbekal segitiga Pascal, perusahaan-perusahaan ini dengan cepat memperluas
jangkauan bisnis mereka. Pada 1693, tabel mortalitas pertama diciptakan dengan
menggunakan segitiga Pascal dan asuransi jiwa adalah produk asuransi
berikutnya.
·
Migrasi
Asuransi Ke Amerika
Perusahaan
asuransi berkembang pesat di Eropa, terutama setelah revolusi industri. Di Amerika,
cerita itu sangat berbeda. Kehidupan koloni yang penuh dengan bahaya
menyebabkan tidak ada satupun perusahaan asuransi mau menyentuh. Sebagai akibat
dari kurangnya makanan, perang dengan suku-suku pribumi dan penyakit, hampir
tiga dari setiap empat orang koloni tewas dalam 40 tahun pertama pemukiman
mereka di dunia baru ini. Butuh waktu lebih dari 100 tahun bagi asuransi untuk
membangun dirinya di Amerika. Ketika akhirnya itu terjadi, hal itu membawa
kemajuan, baik dalam praktik dan kebijakan yang dikembangkan dibandingkan
dengan periode waktu yang dibutuhkan di dataran Eropa.
·
Sejarah Asuransi di Indonesia
Bisnis asuransi masuk ke Indonesia
pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita pada waktu itu disebut Nederlands
Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa
Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan
usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan demikian usaha
pera.suransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman
penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman
kemerdekaan.
Pada waktu pendudukan bala tentara
Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir tidak mencatat sejarah
perkembangan.
Perusahaan-perusahaan
asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah : (1) Perusahaan-perusahaan
yang didirikan oleh orang Belanda, dan (2) Perusahaan-perusahaan yang merupakan
Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris
dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang
dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan asuransi kerugian di Hindia Belanda
terbatas pada kegiatan dagang dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan
bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh
masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah
diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih sangat terbatas dan
sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan pengangkutan.
Asuransi kendaraan bermotor masih
belum memegang peran, karena jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan
hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman
penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama
terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis
terhenti, terutama karena ditutupnya pemsahaan-perusahaan asuransi milik
Belanda dan Inggris.
3.
Pengguna Asuransi di Indonesia Baru 11,8 Persen
??
Merujuk dari
tingkat keuangan inklusif, yang di dalamnya termasuk produk asuransi,
pemerintah ingin tingkat akaes masyarakat ke sektor jasa keuangan (inklusi
keuangan) sebesar 75 persen. Data terakhir yang digunakan Bank Indonesia (BI),
tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia baru sekitar 36 persen.
Di kesempatan
yang sama, Ketua Umum DAI Hendrisman Rahim mengatakan tantangan penetrasi
asuransi ke masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.
"Untuk
meningkatkan penetrasi asuransi ini memerlukan suatu pemikiran yang betul-betul
mengena. Sehingga setiap tahun kita harus pikir kegiatan yang lebih baru dan
baru lagi," ujar dia.
Data tersebut
dapat di akses melalui https://jiwasraya.co.id/id/berita/berita-asuransi/pengguna-asuransi-di-indonesia-baru-118-persen
4.
Kesimpulan
Usaha asuransi merupakan mekanisme
untuk memberikan perlindungan kepada pihak yang tertanggung apabila terjadi
resiko dimasa yang akan datang. Dengan adanya asuransi maka para pengusaha
ataupun para karyawan akan memiliki resiko yang sangat minim apabila mereka
bisa memanfaatkan bidang asuransi dalam kegiatan usaha maupun kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan kepentingannya.