Minggu, 03 Juni 2018

Negosiasi dan Persuasif serta Perbedaannya


Negosiasi dan Persuasif serta Perbedaannya

Assalamu'alaikum Warohmaullahi Wabarokatu.

   Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT ang telah memberikan kita ilmu berfikir sehingga pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan salah satu tugas saya di kampus, sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada junjungan kita semua nabi besar umat islam baginda Rasulullah Muhammad SAW kepada beliau, keluarga, para sahabat dan tentunya kita sebagai umatnya yang insyaAllah selalu istiqomah pada ajarannya.


   Pada blog kali ini yaitu pembahasan tentang Komunikasi Bisnis lebih tepatnya lagi akan membahas tentang "Negosiasi dan Persuasif serta Perbedaannya" semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca.

NEGOSIASI

1.     Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama, sehingga keduanya saling sepakat dan diuntungkan.
Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua pihak yang awalnya memiliki perbedaan pendapat, sehingga harus mencari kesepakatan bersama.
Kalau teman-teman kurang akrab dengan kata Negosiasi, sebenarnya Negosiasi itu sama juga maknanya dengan Tawar Menawar.

2.     Tujuan Negosiasi

Sama seperti pengertian negosiasi, yaitu untuk mencapai kesepakatan bersama.
  • Mencapai kesepakatan bersama.
  • Mengurangi perbedaan porsi setiap pihak.
  • Saling menguntungkan kedua pihak yang bernegosiasi.
  • Tidak ada yang dirugikan.

 

3.     Hal yang harus dilakukan saat bernegosiasi

  • Mengajak membuat kesepakatan.
  • Memberikan alasan kenapa harus ada kesepakatan.
  • Membandingkan beberapa pilihan.
  • Memperjelas dan menguji perbandingan yang dikemukakan.
  • Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama.
  • Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.


4.     Tahapan Negosiasi

·       Orientasi 
Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya.

·       Permintaan
Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.

·       Pemenuhan
Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.

·       Penawaran
Suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.

·       Persetujuan
Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

·       Pembelian
Terjadinya transaksi jual beli antara masing-masing pihak terkait.

·       Penutup
Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.


5.     Elemen Negosiasi Berprinsip
Keberhasilan sebuah proses negosiasi berprinsip sangat dipengaruhi oleh beberapa elemen dan masing-masing sangat mendukung satu dengan yang lainnya. 7 Elemen dasar negosiasi berprinsip dari buku “Getting To Yes: Negotiating Agreement Without Giving In” yang ditulis oleh Roger Fisher dan William Ury, mencakup antara lain:
1.     Minat, Apa yang diinginkan dan dibutuhkan masing-masing pihak? Apa hasil akhir yang dipikirkan dan diharapkan masing-masing pihak? Bagaimana masing-masing pihak menilai permasalahan?.
2.     Pilihan, Apa saja kemungkinan pilihan yang ada untuk dapat disepakati? Kira-kira pilihan apa yang dimiliki oleh pihak lain? Pilihan apa yang paling ekologis? Sangat dibutuhkan kreativitas sebagai keterampilan yang berguna dalam menemukan opsi tambahan dalam negosiasi.
3.     Alternatif, Bagaimana jika tidak tercapai kesepakatan? Apakah pilihan yang baik dan buruknya? Apakah jika tidak mencapai kesepakatan dapat berakibat buruk di masa depan? Apa alternatif yang dimiliki oleh pihak lain?
4.     Legitimasi, Bagaimana mengajak masing-masing pihak dalam mencapai kesepakatan? Siapa pihak yang lebih kuat? Siapa yang mengontrol sumber daya? Siapa yang memegang peranan besar dalam proses ini?
5.     Komunikasi, Apakah kedua belah pihak bersedia untuk mendiskusikan dan mendengarkan? Apakah mungkin untuk diajak kompromi? Kemampuan dalam memahami pihak lain dan fleksibilitas dalam komunikasi persuasi.
6.     Hubungan, Apakah kedua belah pihak siap untuk membangun hubungan operasional? Apakah ada masalah tersembunyi karena suatu hubungan berdampak pada negosiasi? Bagaimana hubungan yang terjadi jika tidak tercapai kesepakatan?.
7.     Komitmen, Apa struktur komitmen dari kedua belah pihak? Apa konsekuensinya jika menang atau kalah dalam proses negosiasi itu? Apakah masing-masing pihak berkomitmen menjalankan kesepakatan? Kapan, dimana dan siapa yang menjalankannya?



PERSUASIF

1.     Model Proses Komunikasi Persuasif
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan menganalisis komunikasi persuasif, seperti halnya juga ilmu-ilmu yang lain, seringkali digunakan berbagai model. Model adalah gambaran atau persamaan aspek-aspek tertentu dari peristiwa-peristiwa, struktur-struktur atau sistem-sistem yang kompleks, yang dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau objek-objek dengan berbagai cara sehingga menyerupai sesuatu yang dibuat modelnya tersebut.
Komunikasi persuasif adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. Ada dua persoalan yang berkaitan dengan penggunaan proses, yakni persoalan dinamika, objek, dan persoalan penggunaan bahasa.



2.     Faktor Penghambat Persuasif
  • Perbedaan status (Hambatan Sosiologis); Komunikasi sering tidak tercapai, bila orang yang terlibat memiliki perbedaan status sosial yang mencolok.
  • Perbedaan Bahasa dan Budaya (Hambatan Antropologis); Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses transformasi nilai sosial budaya diantara orang yang terlibat. Komunikasi dapat berjalan lancar, bila dilakukan oleh mereka yang berlatar budaya sama, dimana penggunaan bahasa dan lambang yang sama akan mudah dipahami diantara mereka.
  • Hambatan Psikologis; Prasangka menjadi pembatas dalam berkomunikasi secara terbuka, jujur, harmonis dan saling menghormati. Prasangka dalam komunikasi sosial biasanya karena stereotyping; Kepentingan pribadi (hidden agendas) komunikasi tidak berlangsung alamiah dengan aliran pesan saling pengertian, bila satu pihak memiliki kepentingan yang tidak mewakili kepentingan bersama; Apriori terhadap perubahan komunikasi akan terhambat, bila khalayak apriori terhadap setiap gagasan perubahan yang dirancang sebagai tujuan komunikasi persuasif. Komunikasi ini harus dibangun atas dasar keterbukaan dan saling menghargai setiap gagasan inovatif diantara orang yang berkomunikasi; dan Pengalaman Kepribadian dan perilaku umumnya dibentuk oleh pengalaman, baik yang dialami secara sadar maupun tak disadari. Mereka yang melalui pengalaman yang berbeda akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi.
  • Hambatan Semantik; Ketidakpahaman terhadap penguasaan perbendaharaan kata dan tata bahasa dapat menimbulkan miskomunikasi dan mispersepsi diantara orang yang berkomunikasi. Tujuan komunikasi pun akan mengalami kegagalan karena adanya kesalahan pemahaman tentang pesan yang disampaikan.
  • Hambatan Ekologis; Hambatan ini terjadi karena gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Hindarkan situasi dan kondisi lingkungan yang bising, tidak nyaman dan mengganggu saat membangun proses komunikasi. 


3.     Faktor Pemberhasil Persuasif
Segala sesuatu pasti ada sebab-musababnya. Sama halnya komunikasi persuasif yang memiliki penyebabnya. Penyebabnya ini yang dinamakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi. Komunikasi persuasif yang berhasil diterapkan, pasti memiliki beberapa faktor. Dan faktor-faktor itu di antaranya :
·       Seorang komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi merupakan seorang komunikator yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. Sehingga pesan akan tersampaikan secara jelas dan teratur.
·       Pesan haruslah masuk akal agar dapat diterima oleh seorang komunikan yang sebenarnya belum dipahami sama sekali olehnya. Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya.
·       Pengaruh lingkungan pun juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi persuasfi ini. Karena, pengaruh lingkungan akan memberikan atmosfir yang mana atmosfir tersebut dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, yaitu seorang komunikan. Baca juga: Komunikasi yang Efektif.
·       Pengertian dan kesinambungan suatu pesan. Itu sebabnya, pesan harus masuk di akal atau logika yang benar.

PERBEDAAN PERSUASIF DENGAN NEGOSIASI
Meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan, namun persuasi dan negosiasi memiliki beberapa perbedaan yakni :
1.  Persuasi lebih kepada memberikan pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih kepada keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak tanpa ada unsur pemaksaan atau pengaruh.
2.   Persuasi membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah memutuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
3.   Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya karena mereka akan berhadapan langsung dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah negosiasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar