Senin, 09 Juli 2018

Cara Mengemukakan Pendapat saat Rapat

Cara Mengemukakan Pendapat saat Rapat


Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT ang telah memberikan kita ilmu berfikir sehingga pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan salah satu tugas saya di kampus, sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada junjungan kita semua nabi besar umat islam baginda Rasulullah Muhammad SAW kepada beliau, keluarga, para sahabat dan entunya kita sebagai umatnya yang insyaAllah selalu istiqomah pada ajarannya. Pada blog kali ini yaitu pembahasan tentang Kewirausahaan lebih tepatnya lagi akan membahas tentang "Cara Mengemukakan Pendapat saat Rapat" semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, selamat membaca.


Teori Mengemukakan Pendapat saat Rapat
1.     Jadilah pendengar yang baik. Tuhan memberi kita 2 telinga dan hanya 1 mulut. Jadi sebaiknya kita lebih banyak menggunakan telinga daripada mulut. Simak dengan baik materi dan pembicaraan yang menjadi topik. Jangan sampai kita salah paham dengan materi yang sedang bergulir atau maksud yang disampaikan oleh peserta rapat yang lain. Sebaiknya kita juga tidak menyiapkan pendapat kita ketika peserta lain sedang menyampaikan pendapatnya. Karena hal itu akan memecahkan konsentrasi kita sehingga tidak seluruh pesan yang disampaikan oleh peserta lain kita terima.
2.     Buatlah kalimat menjadi sederhana Kalimat yang efektif, singkat dan jelas. Percayalah orang memahami maksud anda dengan kalimat pendek dan jelas. Penjelasan detil sampai pada teori-teori yang tidak relevan akan membuat peserta lain bosan dan mungkin saja kta akan dianggap sok tahu.
3.     Keraskan suara anda Secara Psikologis, suara yang lantang akan mempengaruhi jalannya rapat. Bila suara kita dominan pada saat menyampaikan pendapat maka peserta yang lain akan menyimak pendapat kita.
4.     Baca situasi Ketika menyampaikan pendapat anda baiknya kita juga melihat situasi. Bila orang mengernyitkan kening tanda bingung atau orang sudah terlihat bosan segeralah mengambil langkah yang tepat, misalnya dengan menyederhakan pendapat atau mempersingkat komentar.
5.     Jangan mengulang ide orang lain Mengulang ide orang lain akan membuat peserta lain bosan dan mengganggap kita tidak punya ide.
6.     Usahakan untuk tidak menggumam Ingat salah satu menteri di jaman Orde baru yang sering mengeluarkan gumaman? “Mmmm... Bapak Presiden mengatakan....mmmm... kini sudah saatnya kita....mmmmm... swasembada beras,” demikian sebagai contoh. Bila kita sering menyimak tentu akan bosan dan lelah mendengar untuk menunggu kata selanjutnya.
7.     Usahakan bicara dengan intonasi yang pas Usahakan bicara tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Bicara cepat akan membuat orang sulit mengerti pendapat kita sementara bicara terlalu lambat akan membuat orang lelah menunggu 8. Berlatihlah Membuat kita siap mengikuti rapat dengan gaya komunikasi yang baik memang tidak mudah. Maka berlatihlah dengan menjadi pendengar yang baik, berbicara didepan cermin, dan kalua mungkin mintalah pendapat rekan anda.


Merencanakan dan mempersiapkan suatu rapat agar dapat berjalan lancar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena seorang sekretaris harus berhubungan dengan berbagai pihak dengan penyelenggaraan suatu rapat. Hal ini menjadi tanggung jawab sekretaris dalam persiapan penyelenggaraan adalah sebagai berikut :
A.      Membuat agenda rapat dan susunan acara rapat
B.       Menentukan peserta rapat
C.       Membuat undangan rapat
D.      Membuat daftar hadir rapat
E.       Mempersiapkan bahan rapat
F.       Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan rapat
G.      Mempersiapkan ruang rapat
H.       Akomodasi/penginapan
I.         Transportasi
J.        Konsumsi
K.      Kesehatan
L.        Pengecekan persiapan terakhir


Laporan Kemajuan Usaha AHDA J-Tshirt (HAPIPI)

Senin, 04 Juni 2018

Contoh Ulasan Iklan (Supra x 125, Teh Rio dan Oskadon)



Contoh Ulasan Iklan (Supra x 125, Teh Rio dan Oskadon)


Assalamu'alaikum Warohmaullahi Wabarokatu.

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT ang telah memberikan kita ilmu berfikir sehingga pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan salah satu tugas saya di kampus, sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada junjungan kita semua nabi besar umat islam baginda Rasulullah Muhammad SAW kepada beliau, keluarga, para sahabat dan tentunya kita sebagai umatnya yang insyaAllah selalu istiqomah pada ajarannya.


   Pada blog kali ini yaitu pembahasan tentang Komunikasi Bisnis lebih tepatnya lagi akan membahas tentang "Contoh Ulasan Iklan (Supra x 125, Teh Rio dan Oskadon)" semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca.


1.  Honda Supra X 125

·     Tujuan: Untuk memperkenalkan produk sepeda motor jenis honda Supra X 125 dengan buatan produk honda dengan spesialis terbaru pengganti Honda Kharisma.
·       Maksud: Untuk memberithu masyarakat luas terhadap produk Honda Supra X 125 versi  “ Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” ini akan diinterpretasi menggunakan model Semiotik Pierce, fungsi utamanya yaitu sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri, yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik dan harus merujuk pada sesuatu yang lain dari tanda tersebut.
·       Cara Penyampaiaan: produk ini di promosikan dengan media seperti iklan dengan memakai jasa dari pesepakbola nasional (Ponaryo Astaman) dan media sosial serta dengan sales-sales pada event tertentu.


2.   Teh Rio

·  Tujuan : iklan merupakan salah satu jenis wacana persuasif yang bertujuan mempengaruhi pendengar atau pembaca. Televisi adalah alat elektronik yang mampu menangkap siaran televisi yang disiarkan oleh stasiun televise
·      Maksud : Setiap peristiwa komunikasi antara penutur dan mitra tutur mengharapkan kelancaran dalam berkomunikasi.  Untukitu penutur selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas, dan mudah dipahami. Kelancaran komunikasi dalam kegiatan berbahasa tidak hanya ditentukan oleh unsur-unsur kebahasaan secara struktural akan tetapi harus diperhatikan pula prinsip-prinsip penggunaan bahasa.
·       Cara Penyampaiaan : Bila diuraikan penampakannya, iklan televisi ini adalah satu bentuk wacana persuasi yang terbentuk atas dua aspek, verbal dan nonverbal yang bersifat audiovisual. 


3.    Oskadon

·     Tujuan : Untuk memperkenalkan produk Oskadon sebagai obat sakit kepala tanpa rasa kantuk dan diperuntukkan bagi konsumen menengah-kebawah.
·       Maksud : Pada iklan, Oskadon masih memakai Ki Manteb Sudarsono sebagai model iklannya, karena Oskadon masih ingin menonjolkan image yang sudah diperoleh dari iklan sebelumnya. Dengan slogan yang masih sama pada iklan sebelumnya "Oskadon Pancen Oye!". Oskadon masih mampu menguasai benak konsumen dalam hal mengingat produknya.
·    Cara Penyampaiaan : dengan menggunakan iklan yang unik yaitu pelafalan dan nada bicara yang unik. Lalu yang kedua dengan menggandeng "Dalang Edan" dari Surakarta, Ki Manteb Sudarsono sebagai model dalam mempromosikan produknya
·       Target Konsumen : Selain itu Oskadon masih ingin menunjukkan bahwa produknya cocok dengan target konsumen golongan menengah-kebawah.

Minggu, 03 Juni 2018

Negosiasi dan Persuasif serta Perbedaannya


Negosiasi dan Persuasif serta Perbedaannya

Assalamu'alaikum Warohmaullahi Wabarokatu.

   Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT ang telah memberikan kita ilmu berfikir sehingga pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan salah satu tugas saya di kampus, sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada junjungan kita semua nabi besar umat islam baginda Rasulullah Muhammad SAW kepada beliau, keluarga, para sahabat dan tentunya kita sebagai umatnya yang insyaAllah selalu istiqomah pada ajarannya.


   Pada blog kali ini yaitu pembahasan tentang Komunikasi Bisnis lebih tepatnya lagi akan membahas tentang "Negosiasi dan Persuasif serta Perbedaannya" semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca.

NEGOSIASI

1.     Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama, sehingga keduanya saling sepakat dan diuntungkan.
Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua pihak yang awalnya memiliki perbedaan pendapat, sehingga harus mencari kesepakatan bersama.
Kalau teman-teman kurang akrab dengan kata Negosiasi, sebenarnya Negosiasi itu sama juga maknanya dengan Tawar Menawar.

2.     Tujuan Negosiasi

Sama seperti pengertian negosiasi, yaitu untuk mencapai kesepakatan bersama.
  • Mencapai kesepakatan bersama.
  • Mengurangi perbedaan porsi setiap pihak.
  • Saling menguntungkan kedua pihak yang bernegosiasi.
  • Tidak ada yang dirugikan.

 

3.     Hal yang harus dilakukan saat bernegosiasi

  • Mengajak membuat kesepakatan.
  • Memberikan alasan kenapa harus ada kesepakatan.
  • Membandingkan beberapa pilihan.
  • Memperjelas dan menguji perbandingan yang dikemukakan.
  • Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama.
  • Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.


4.     Tahapan Negosiasi

·       Orientasi 
Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya.

·       Permintaan
Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.

·       Pemenuhan
Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.

·       Penawaran
Suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.

·       Persetujuan
Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

·       Pembelian
Terjadinya transaksi jual beli antara masing-masing pihak terkait.

·       Penutup
Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.


5.     Elemen Negosiasi Berprinsip
Keberhasilan sebuah proses negosiasi berprinsip sangat dipengaruhi oleh beberapa elemen dan masing-masing sangat mendukung satu dengan yang lainnya. 7 Elemen dasar negosiasi berprinsip dari buku “Getting To Yes: Negotiating Agreement Without Giving In” yang ditulis oleh Roger Fisher dan William Ury, mencakup antara lain:
1.     Minat, Apa yang diinginkan dan dibutuhkan masing-masing pihak? Apa hasil akhir yang dipikirkan dan diharapkan masing-masing pihak? Bagaimana masing-masing pihak menilai permasalahan?.
2.     Pilihan, Apa saja kemungkinan pilihan yang ada untuk dapat disepakati? Kira-kira pilihan apa yang dimiliki oleh pihak lain? Pilihan apa yang paling ekologis? Sangat dibutuhkan kreativitas sebagai keterampilan yang berguna dalam menemukan opsi tambahan dalam negosiasi.
3.     Alternatif, Bagaimana jika tidak tercapai kesepakatan? Apakah pilihan yang baik dan buruknya? Apakah jika tidak mencapai kesepakatan dapat berakibat buruk di masa depan? Apa alternatif yang dimiliki oleh pihak lain?
4.     Legitimasi, Bagaimana mengajak masing-masing pihak dalam mencapai kesepakatan? Siapa pihak yang lebih kuat? Siapa yang mengontrol sumber daya? Siapa yang memegang peranan besar dalam proses ini?
5.     Komunikasi, Apakah kedua belah pihak bersedia untuk mendiskusikan dan mendengarkan? Apakah mungkin untuk diajak kompromi? Kemampuan dalam memahami pihak lain dan fleksibilitas dalam komunikasi persuasi.
6.     Hubungan, Apakah kedua belah pihak siap untuk membangun hubungan operasional? Apakah ada masalah tersembunyi karena suatu hubungan berdampak pada negosiasi? Bagaimana hubungan yang terjadi jika tidak tercapai kesepakatan?.
7.     Komitmen, Apa struktur komitmen dari kedua belah pihak? Apa konsekuensinya jika menang atau kalah dalam proses negosiasi itu? Apakah masing-masing pihak berkomitmen menjalankan kesepakatan? Kapan, dimana dan siapa yang menjalankannya?



PERSUASIF

1.     Model Proses Komunikasi Persuasif
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan menganalisis komunikasi persuasif, seperti halnya juga ilmu-ilmu yang lain, seringkali digunakan berbagai model. Model adalah gambaran atau persamaan aspek-aspek tertentu dari peristiwa-peristiwa, struktur-struktur atau sistem-sistem yang kompleks, yang dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau objek-objek dengan berbagai cara sehingga menyerupai sesuatu yang dibuat modelnya tersebut.
Komunikasi persuasif adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. Ada dua persoalan yang berkaitan dengan penggunaan proses, yakni persoalan dinamika, objek, dan persoalan penggunaan bahasa.



2.     Faktor Penghambat Persuasif
  • Perbedaan status (Hambatan Sosiologis); Komunikasi sering tidak tercapai, bila orang yang terlibat memiliki perbedaan status sosial yang mencolok.
  • Perbedaan Bahasa dan Budaya (Hambatan Antropologis); Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses transformasi nilai sosial budaya diantara orang yang terlibat. Komunikasi dapat berjalan lancar, bila dilakukan oleh mereka yang berlatar budaya sama, dimana penggunaan bahasa dan lambang yang sama akan mudah dipahami diantara mereka.
  • Hambatan Psikologis; Prasangka menjadi pembatas dalam berkomunikasi secara terbuka, jujur, harmonis dan saling menghormati. Prasangka dalam komunikasi sosial biasanya karena stereotyping; Kepentingan pribadi (hidden agendas) komunikasi tidak berlangsung alamiah dengan aliran pesan saling pengertian, bila satu pihak memiliki kepentingan yang tidak mewakili kepentingan bersama; Apriori terhadap perubahan komunikasi akan terhambat, bila khalayak apriori terhadap setiap gagasan perubahan yang dirancang sebagai tujuan komunikasi persuasif. Komunikasi ini harus dibangun atas dasar keterbukaan dan saling menghargai setiap gagasan inovatif diantara orang yang berkomunikasi; dan Pengalaman Kepribadian dan perilaku umumnya dibentuk oleh pengalaman, baik yang dialami secara sadar maupun tak disadari. Mereka yang melalui pengalaman yang berbeda akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi.
  • Hambatan Semantik; Ketidakpahaman terhadap penguasaan perbendaharaan kata dan tata bahasa dapat menimbulkan miskomunikasi dan mispersepsi diantara orang yang berkomunikasi. Tujuan komunikasi pun akan mengalami kegagalan karena adanya kesalahan pemahaman tentang pesan yang disampaikan.
  • Hambatan Ekologis; Hambatan ini terjadi karena gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Hindarkan situasi dan kondisi lingkungan yang bising, tidak nyaman dan mengganggu saat membangun proses komunikasi. 


3.     Faktor Pemberhasil Persuasif
Segala sesuatu pasti ada sebab-musababnya. Sama halnya komunikasi persuasif yang memiliki penyebabnya. Penyebabnya ini yang dinamakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi. Komunikasi persuasif yang berhasil diterapkan, pasti memiliki beberapa faktor. Dan faktor-faktor itu di antaranya :
·       Seorang komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi merupakan seorang komunikator yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. Sehingga pesan akan tersampaikan secara jelas dan teratur.
·       Pesan haruslah masuk akal agar dapat diterima oleh seorang komunikan yang sebenarnya belum dipahami sama sekali olehnya. Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya.
·       Pengaruh lingkungan pun juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi persuasfi ini. Karena, pengaruh lingkungan akan memberikan atmosfir yang mana atmosfir tersebut dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, yaitu seorang komunikan. Baca juga: Komunikasi yang Efektif.
·       Pengertian dan kesinambungan suatu pesan. Itu sebabnya, pesan harus masuk di akal atau logika yang benar.

PERBEDAAN PERSUASIF DENGAN NEGOSIASI
Meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan, namun persuasi dan negosiasi memiliki beberapa perbedaan yakni :
1.  Persuasi lebih kepada memberikan pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih kepada keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak tanpa ada unsur pemaksaan atau pengaruh.
2.   Persuasi membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah memutuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
3.   Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya karena mereka akan berhadapan langsung dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah negosiasi.